Category
About
Popular posts
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Saat itu pertengahan 1989 adalah liburan semesteran kuliahku di fakultas ekonomi sebuah universitas ber...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Sambungan dari bagian 01 Masih di atas tempat tidur itu, kini aku mengambil posisi di atas Bude Amin...
-
(by: dahrul_m@ymail.com) Sambungan dari bagian 01 ("Pemuda ini sungguh menggemaskan!" Laha tersenyum dalam hati. Ia ...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Sambungan dari bagian 03 Kebisuan kembali menyelimuti kami berdua. Ruangan asri rumah Bi Laha itu te...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Sambungan dari bagian 02 Sambil masih memilin puting kirinya dan menciumi lehernya, aku membuka rits...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Kisah ini kualami tahun 1992, saat mulai kuliah di kota Y. Aku, Hartomo, dari keluarga sederhana dan ja...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Sambungan dari bagian 04 Aku merasakan kecanggungan Bi Laha ketika menggenggam penisku. Seakan-akan ...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Sambungan dari bagian 05 Pinggulku menghentak semakin cepat dan cepat. Tubuh Bi Laha terguncang kesa...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Ma, minta susu..! teriak seorang bocah kepada mamanya. "Iya bentar!" teriak mamanya dari dal...
-
(by: dahrul_m@ymail.com ) Sebut namaku Dede, semasa kuliah aku tinggal bersama kakakku Deni dan istrinya Dina. Aku diajak tinggal...
Blogger templates
Efek Bintang
Blogroll
About
Minggu, 09 Desember 2012
Sebuah kisah nyata!!
Ada seorang ibu rumah
tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan,
kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur Dan suami serta
anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu. Cuma ada satu
masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di
rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya
gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, Dan suasana tidak enak
akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah,
hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya. Atas saran
keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir,
dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu
dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada
sang ibu :"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya
katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang
rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa
kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap
menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah.
Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya. Virginia Satir
melanjutkan; "Itu artinya tidak Ada seorangpun di rumah ibu. Tak Ada
suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria
mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang,
napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan
anak-anaknya. "Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak
sepatu & kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di
rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran
mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia
merasa nyaman dengan visualisasi tsb. "Sekarang bukalah mata ibu" Ibu
itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi
masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku
tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika Kita melihat dengan sudut yang
tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang
kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg
dikasihinya ada di rumah. Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia
Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder
& John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) .
Teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana
Kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg
tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan
mengubah sudut pandangnya.
Ada seorang ibu rumah
tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan,
kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur Dan suami serta
anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu. Cuma ada satu
masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di
rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya
gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, Dan suasana tidak enak
akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah,
hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya. Atas saran
keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir,
dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu
dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada
sang ibu :"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya
katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang
rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa
kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap
menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah.
Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya. Virginia Satir
melanjutkan; "Itu artinya tidak Ada seorangpun di rumah ibu. Tak Ada
suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria
mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang,
napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan
anak-anaknya. "Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak
sepatu & kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di
rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran
mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia
merasa nyaman dengan visualisasi tsb. "Sekarang bukalah mata ibu" Ibu
itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi
masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku
tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika Kita melihat dengan sudut yang
tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang
kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg
dikasihinya ada di rumah. Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia
Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder
& John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) .
Teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana
Kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg
tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan
mengubah sudut pandangnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2012
(44)
-
▼
Desember
(11)
- Artikel Menarik Lainnya
- Kasih Sayang, Kesuksesan, Kekayaan
- Sebuah kisah nyata!!
- Setiap harimu adalah hari istimewa
- Aku menangis untuk adikku 6 kali
- Busuknya kebencian
- Segelas susu
- Beda antar Cinta, Suka, dan Sayang
- Confidence, Trust and Hope
- 17 Hal yang harus diingat
- Mencapai potensi hidup yang maksimal
-
▼
Desember
(11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar